Mau cari barang bekas yang unik? Pasar Klithikan Yogyakarta kiranya bisa jadi pilihan tepat. Di tempat ini Anda bisa mendapatkan barang-barang bekas yang unik. Mulai dari foto-foto kuno, surat-surat zaman dulu, pedang, keris, batu akik, kaset-kaset lama, mainan anak-anak zaman dulu, botol-botol bekas minuman keras, buku-buku lama, hingga asesoris mobil klasik.
Pasar Klithikan, merupakan konsep baru Pemkot Yogyakarta, dalam melokalisir pedagang kaki lima yang sebelumnya mangkal di Jalan Mangkubumi dan Kawasan Alun-alun Kidul Yogyakarta. Lokalisasi PKL yang khusus berjualan barang bekas ini, pada mulanya mendapat banyak tentangan dari LSM dan pedagang sendiri.
Namun, dengan pendekatan persuasive dan pembicaraan yang panjang, akhirnya PKL yang akan dilokalisir bersedia menempati los-los Pasar Klithikan yang telah dipersiapkan untuk mereka.
Kekhawatiran pedagang yang takut dagangannya tidak laku dan harus mencari pelanggan baru, terselesaikan dengan kebijakan pemkot Yogyakarta yang memberikan subsidi bagi tiap pedagang sebesar 40 ribu rupiah perhari.
Subsidi ini berlangsung selama beberapa bulan dengan jumlah yang semakin lama semakin kecil. Selain subsidi, Pemkot Yogyakarta juga gencar mempromosikan Pasar Klithikan. Upaya Pemkot Yogyakarta yang didukung para pedagang ini, akhirnya berhasil membuat pasar hidup dan ramai.
Bahkan bila malam hari, areal parkir halaman pasar tidak muat saking ramainya. Banyak pengunjung yang terpaksa harus memarkir kendaraannya di luar areal parkir pasar.
Menghidupi Orang Banyak
Selain memudahkan masyarakat yang ingin cari barang bekas, keberadaan Pasar Klithikan Yogyakarta, juga bisa menghidupi warga sekitar. Warga kiri kanan pasar yang bukan pedagang, bisa mencari nafkah di tempat ini sebagai petugas parkir atau berjualan makanan dan minuman.
Bahkan bagi mereka yang rumahnya berdekatan dengan pasar ini, bisa menyewakan sebagian halamannya sebagai areal parkir juga.
Cari Barang Bekas di Pasar Klithikan Yogyakarta
Dalam perkembangan selanjutnya, pasar ini bukan hanya menjual barang-barang bekas. Barang-barang baru juga mulai banyak dijual di tempat ini. Namun demikian, realitas ini tidak menimbulkan perselisihan di antara pedagang. Karena jenis barang yang dijual berbeda. Andai pun jenisnya sama, bisa dipastikan kualitasnya yang tidak sama.
Sebagai contoh, ada pedagang sepatu baru dan ada pedagang yang menjual sepatu bekas. Pedagang yang menjual sepatu baru, kebanyakan bukan sepatu merk ternama. Adapun pedagang sepatu bekas, kebanyakan jual sepatu dari merk ternama misalnya, Clarks, Kick Kers, Bally, dan merk kondang lainnya. Hal yang sama berlaku juga untuk jenis barang tas dan celana jeans.
Bagaimana pun juga, pada akhirnya pasar akan menemukan roh-nya sendiri, yang akan memberikan ciri spesifik padanya. Kecenderungan pasar yang seperti inilah yang harus dipahami bersama, mencari barang bekas.